Thursday, November 10, 2016

Ehendistro_Fashionshoponline

Colection Kaos, Kaos Polo, Kemeja, Sweter, Jaket, Celana Jeans, Celana Cino, Sepatu dll

Friday, June 28, 2013

PERCOBAAN III KARBOHIDRAT



LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS KUALITATIF

PERCOBAAN III
KARBOHIDRAT





OLEH
NAMA                   : MUHAMMAD HENDRA
NIM                        : J0B112211
KELOMPOK        : 1 (SATU)
ASISTEN              : NOOR RAKHMAH






PROGRAM STUDI D-III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2013





 

PERCOBAAN III
KARBOHIDRAT
I.         TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan memahami reaksi-reaksi uji pada karbohidrat.

II.       TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).
Karbohidrat didefinisikan secara umum sebagai senyawa dengan rumus molekul Cm(H2O)n. Namun, kata karbohidrat umumnya digunakan dalam pengertian lebih terbatas untuk menunjukkan zat yang terdiri atas polihidroksi aldehid dan keton serta turunannya (Pine, 1988).  Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O misalnya, rumus molekul glukosa ialah C6H12O6 (enam kali CH2O).  Senyawa ini pernah disangka “hidrat dari karbon” sehingga disebut karbohidrat.  Dalam tahun 1880-an disadari bahwa gagasan “hidrat dari karbon” merupakan gagasan yang salah dan karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan mereka (Fessenden & Fessenden, 1986).
Karbohidrat adalah turunan aldehid atau keton dari alkohol polihidroksi atau senyawa turunan sebagai hasil hidrolisis senyawa kompleks (misal gliko protein dan gliko lipid). Pada sel-sel binatang karbohidrat mempunyai peranan spesifik yang penting, misalnya ribosa sebagai penyusun nukleoprotein sel, galaktosa sebagai penyusun lipid-lipid  tertentu dan laktosa sebagai komponen air susu (Girinda, 1986). Karbohidrat sangat beraneka ragam sifatnya. Misalnya sukrosa (gula pasir) dan kapas keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya. Monosakarida (sering disebut gula sederhana) adalah satuan karbohidrat yang sederhana mereka tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat lebih kecil. Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida (aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa) (Respati, 1990).  
Baik aldosa maupun ketosa dapat direduksi oleh zat pereduksi karbonil, seperti hidrogen dan katalis atau suatu hidrida logam, menjadi polialkohol yang disebut alditol.  Akhiran untuk nama dari salah satu polialkohol ini ialah itol. Kitosan merupakan senyawa golongan karbohidrat yang dihasilkan dari limbah hasil laut, khususnya golongan udang, kepiting, ketam dan kerang. Kitosan dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti mencegah pengerutan dalam industri kertas, pulp dan tekstil, untuk memurnikan air minum serta banyak manfaat lainnya (Arsyad, 2001).
Karbohidrat dapat dibagi beberapa golongan:
1.    Monosakarida yang terdapat di alam umumnya mempunyai 5 atom C atau 6 atom C. Golongan ini dibagi menjadi dua, yaitu aldosa, ketosa.
2.    Disakarida (disusun oleh dua molekul monosakarida). Contoh : sukrosa.
3.    Polisakarida (disusun oleh banyak sekali molekul-molekul monosakarida). Contoh : amilum, dekstrin, selulosa, insulin (Riawan, 1990).
Monosakarida yang banyak terdapat di alam adalah monosakarida dengan konfigurasi D (dekstro), sedangkan bentuk L (levo) jarang sekali kecuali L-fruktosa.
          O                                     
   C         H                                 CH2OH
  H                                    OH                                          O
HO                     H                     HO                  H
H                                    OH                  H                     OH     
H                                    OH                  H                     OH
   CH2OH                                   CH2OH
D-Glukosa                      D-Fruktosa
       (Pine, 1988).
Karbohidrat yang terdiri atas dua satuan monosakarida atau lebih yang tergabung melalui ikatan glikosida digolongkan ke dalam oligosakarida dan polisakarida. Oligosakarida mempunyai 2 – 10 satuan monosakarida meskipun yang penting dan menarik biasanya adalah di- atau trisakarida. Kebanyakan polisakarida penting memiliki beratus-ratus satuan monosakarida (Pine, 1988).
Karbohidrat yang terdiri atas dua satuan monosakarida atau lebih yang tergabung melalui ikatan glikosida digolongkan ke dalam oligosakarida dan polisakarida.  Oligosakarida mempunyai 2 – 10 satuan monosakarida meskipun yang penting dan menarik biasanya adalah di- atau trisakarida.  Kebanyakan polisakarida penting memiliki beratus-ratus satuan monosakarida (Pine, 1988).
Polisakarida adalah polimer yang terbentuk dari pengulangan unit monosakarida terikat bersama oleh ikatan glikosidik.  Amilum dan glikogen terbentuk dari mata rantai molekul glukosa, dan selulosa terbentuk dari mata rantai glukosa (Fessenden & Fessenden, 1997). Polisakarida memenuhi tiga maksud dalam sistem kehidupan: sebagai bahan bangunan (architectural), bahan makanan (nutritional), dan sebagai zat spesifik. Polisakarida arsitektural misalnya selulosa, yang memberikan kekuatan pada pokok kayu dan dahan bagi tumbuhan, dan kitin (chitin), komponen struktur dari kerangka-luar serangga.  Polisakarida nutrisi yang lazim adalah pati (starch, yang terdapat dalam padi dan kentang) dan glikogen, karbohidrat yang siap dipakai dalam tubuh hewan.  Heparin, suatu contoh zat spesifik, adalah suatu polisakarida yang mencegah koagulasi darah.  Polisakarida dapat juga terikat pada tipe molekul lainnya, seperti dalam glikoprotein atau bisa disebut (kompleks polisakarida-protein), dan glikolipid (kompleks polisakarida-lipid) (Fessenden & Fussenden, 1986).
Polisakarida adalah polimer yang terbentuk dari pengulangan unit monosakarida terikat bersama oleh ikatan glikosidik. Amilum dan glikogen terbentuk dari mata rantai molekul glukosa, dan selulosa terbentuk dari mata rantai glukosa (Fessenden & Fessenden, 1997). Suatu polisakarida adalah senyawa dalam mana molekul-molekul mengandung banyak satuan monosakarida yang dipersatukan dengan ikatan glukosida.  Hidrolisis lengkap akan mengubah suatu polisakarida menjadi monosakarida. Seluosa merupakan senyawa organik yang paling melimpah di bumi.  Diperkirakan sekitar 1011 ton selulosa dibiosintesis tiap tahun, dam selulosa mencakup sekitar 50% dari karbon tak bebas di bumi.  Daun kering mengandung 10-205 selulosa, kayu 50% dan kapas 90%.  Sumber selulosa murni yang paling gampang di laboratorium alah kertas saring. Gula pereduksi memberikan uji positif dengan pereaksi Benedict dan Tollens. Gula nonpereduksi adalah yang tidak memberikan uji positif.  Uji positif diperoleh jika gula yang bentuk hemiasetal dan hemiaketalnya berada dalam kesetimbangan dengan bentuk terbukanya. Gula tidak memberikan uji positif dengan pereaksi Benedict dan Tollens jika bentuk siklik dan aldehida tidak berada dalam kesetimbangan dengan bentuk aldehida (Arsyad, 2001).
Beras merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia. Beras sebagai bahan makanan mengandung nilai gizi yang cukup tinggi yaitu kandungan karbohidrat sebesar 360 kalori, protein sebesar 6.8 gr dan kandungan mineral seperti Ca dan Fe masingmasing 6 dan 0.8 mg. Beras dalam proses pemasakkannya menjadi masi menghasilkan sisa air rebusan yang berlebih dan oleh masyarakat air rebusan ini sering dimanfaatkan untuk dikonsumsi oleh anak-anak. Polisakarida memenuhi tiga maksud dalam sistem kehidupan: sebagai bahan bangunan (architectural), bahan makanan (nutritional), dan sebagai zat spesifik. Mereka beranggapan bahwa air rebusan beras ini memiliki kandungan gizi yang cukup baik untuk kesehatan sehingga dengan alasan tersebut masyarakat yang tingkat ekonominya rendah menganggap air rebusan beras ini dapat dimanfaatkan sebagai minuman alternative pengganti susu yang harganya relative mahal. Kebiasaan masyarakat untuk mengkonsumsi air rebusan beras telah berlangsung dalam jangka waktu yang lama. tanpa mereka mengetahui seberapa besar manfaatnya bagi kesehatan tubuh, karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kandungan karbohidrat, protein dan mineral yang terkandung di dalam air rebusan beras (Barus, 2011).



III.    ALAT DAN BAHAN
A.   Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi dan raknya,  pipet tetes, penangas air dan botol semprot.
B.  Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan laktosa, larutan fruktosa, larutan maltosa, larutan glukosa, larutan sukrosa, air beras, air jagung, air singkong, H2SO4 pekat, reagen Benedict, - nafthol dan  akuades.
IV.   PROSEDUR KERJA
1.    Uji Tollens
1.  AgNO3 dimasukkan 1 mL, tambahkan 2 tetes NaOh 10% .
2.  Amonia encer ditambahkantetes demi tetes secukupnya sampai terjadi reaksin dan diaduk kuat-kuat hingga tercampur sempurna.
3. Sampel 1 mL ditambahkan, kocoklah dan biarkan selama 5 menit dan dipanaskan dalam waterbath suhu 40°C, jika tidak ada reaksi yang terjadi.
2.    Uji Benedict
1. Sampel 1 mL dimasukkan, kemudian dicampur dengan 2 ml larutan benedict ke dalam tabung rekasi yang bersih dan kering.
2.  Sampel diikocok dan dididihkan selama 2 menit atau dimasukkan ke dalam air yang mendidih selama 5 menit.
3.  Warna reaksi diamatai.
3. Uji Fehling
1. Tabung reaksi 1 mL diisikan masing-masing larutan reagen Fehling A dan 1 mL larutan reagen Fehling B.
2. Sampel ditambahkan 1 mL dan panaskan selam 5 menit dan diamati perubahan yang terjadi.
4. Hidrolisis Sukrosa
1. 2 tabung reaksi disiapkan dan isi dengan 1 mL sukrosa.
2. H2SO4  0,5 M ditambahkan 1 mL pada tabung 1 dan dipanaskan selama 5 menit lalu dinginkan
3. NaOH 0,5 M ditambahkan 5 tetes dan kocok
4. Larutan tabung 1 dan tabung 2 diilakukan uji fehling dan dibandingkan
hasil reaksinya.
7. Percobaan laktosa dan amylum diulangi

V.       HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    HASIL
a.    Uji Tollens ( uji cermin perak)
No
Sampel
Warna Awal
Warna Akhir
1.
Laktosa
Abu-abu ada endapan
Perak tidak ada endapan
2.
Sukrosa
Bening ada endapan
Perak tidak ada endapan
3.
Glukosa
Perak
Tidak ada perubahan

b.   Uji Benedict
No
Sampel
Warna Awal
Warna Akhir
1.
Laktosa
Biru muda
Coklat endapan merah bata
2.
Sukrosa
Biru muda
Tiak ada perubahan
3.
Glukosa
Biru muda
Coklat endapan merah bata
c.    Uji Fehling
No.
Sampel
Warna Awal
Warna Akhir
1.
Laktosa
Biru tua
Tidak terjadi perubahan
2.
Sukrosa
Biru tua
Coklat endapan merah bata
3.
Glukosa
Biru tua
Coklat endapan merah muda
d.   Hidrolisis Sukrosa
No.
Sampel
Warna Awal
Warna Akhir
1.
Tabung I
Biru muda
Biru muda terjadi endapan
2.
Tabung II
Putih bening
Tidak terjadi perubahan

B.     PEMBAHASAN
Karbohidrat atau sakarida terdapat gugus hidroksil (-OH), gugus aldehid atau gugus keton. Maka dapat didefinisikan bahwa karbohidrat sebagai senyawa polihidroksialdehida atau polihidroksiketon, atau senyawa yang dihidrolisis dari keduanya. Karbohidrat dapat digolongkan berdasarkan jumlah monomer penyusunnya. Ada 3 jenis karbohidrat berdasarkan penggolongan ini, yaitu, Monosakarida, Disakarida (Oligosakarida) dan  Polisakarida
1.    Monosakarida
          Monosakarida merupakan senyawa karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis lagi. Umumnya senyawa ini adalah aldehid atau keton yang mempunyai 2 atau lebih gugus hidroksil. Beberapa molekul karbohidrat ada yang mengandung unsur nitrogen dan sulfur. Rumus empiris karbohidrat adalah (CH2O)n. Jika gugus karbonil pada ujung rantai monosakarida adalah turunan aldehid maka monosakarida ini disebut aldosa. Jika gugus karbonil pada ujung rantai monosakarida adalah turunan keton maka monosakarida ini disebut ketosa. Monosakarida yang paling kecil n = 3 adalah gliseraldehid dan dihidroksiaseton.
2.     Disakarida (Oligosakarida)
   Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari 2 sampai 10 monosakarida. Yang termasuk kelompok ini adalah disakarida, trisakarida, Dan seterusnya. Disakarida terdiri dari 2 monosakarida yang terikat dengan O-Glikosidik. 3 senyawa disakarida utama yang penting dan melimpah ruah di alam yaitu sukrosa, laktosa dan maltosa. Ketiga senyawa ini memiliki rumus molekul yang sama (C12H22O11) tetapi struktur molekul berbeda. Sukrosa atau gula pasir dibuat dari tetes tebu. Sikropsa lebih manis dari glukosa, tetapi kurang manis dibandingkan dengan fruktosa, sangat mudah larut dalam air. Gula ini dipakai untuk membuat sirup, gula – gula dan pemanis makanan. Jika senyawa ini dihidrolisis akan dihasilkan satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Laktosa disebut gula susu karena terdapat banyak dalam air susu. Biasanya diperoleh dari air susu. Gula ini merupakan gula yang paling suka larut dalam air dan paling tidak manis. Enzim dalam bakteri tertentu akan mengubah laktosa menjadi asam laktat, hal ini terjadi bila susu berubah menjadi masam. Laktosa dipakai untuk membuat makanan bayi dan diet spesial. Jika dihidrolisis akan dihasilkan 1 molekul glukosa dan 1 molekul galaktosa. Maltosa disebut sebagai gula mout, banyak terdapat pada jelai yang sedang berkecambah. Senyawa ini merupakan hasil hidrolisis parsial dari pati. Dibandingkan dngan sukrosa zat ini lebih sukar larut dan kurang manis. Senyawa ini dipergunakan untuk penyusun makanan bayi, susu bubuk, dan bahan makanan lainnya. Jika dihidrolisis akan dihasilkan 2 molekul glukosa.
3.         Polisakarida
Polisakarida tersusun oleh monosakarida yang tergabung dengan ikatan glukosida. Pati merupakan salah satu contoh polisakarida yang tersusun oleh glukosa. Dipandang dari strukturnya, butir –butir pati terdiri atas 2 bagian yaitu: Bagian amilosa yang merupakan rantai lurus polimer glukosa, dan bagian amilopektin yang trdiri atas rantai bercabang polimer glukosa jika dihidrolisis sempurna akan dihasilkan molekul – molekul glukosa. Identifikasi monosakarida dilakukan berdasarkan sifat kemampuannya mereduksi, yang dilakukan menggunakan uji Benedict. Uji Molicsch dipergunakan untuk mengenal karbohidrat yang mudah mengalami dehidrasi membentuk furfural maupun dihidrosifurfural yang lebih lanjut berkondensasi dengan resorsinol, orsinol ataupun a-naftol. Reagen Seliwanof dipergunakan untuk mengenal adanya karbohidrat yang mengandung gugus fungsional aldehid seperti fruktosa dan sukrosa. Pereaksi barfoed digunakan secara umum untuk mengenal adanya monosakarida. Uji iodin secara khusus dipergunakan untuk mengidentifikasi adanya polisakarida amilum.
Beberapa pengujian terhadap karbohidrat, yaitu :
a.    Reaksi Mollish
Karbohidrat dapat dihidrolisis secara kualitatif maupun kuantitatif. Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yang dapat digunakan untuk analisis kualitatif. Pada uji ini, senyawa furfural atau furfural tersubstitusi akan terbentuk jika hasil reaksi antara - nafthol dengan sampel karbohidrat adalah positif.  Jika pada reaksi ini positif maka akan dapat diketahui dengan perubahan warna yaitu terbentuk cincin cokelat saat larutan hasil reaksi ditambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat.
Contoh reaksi yang terjadi pada sampel :
Penambahan asam sulfat pekat digunakan untuk memberikan suasana asam pada reaksi dan sekaligus untuk mengkatalis reaksi sehingga reaksi berlangsung dengan cepat. Setelah penambahan asam sulfat pekat ke semua sampel, kecuali air terbentuk cincin. Warna cokelat yang ditimbulkan ini menunjukkan bahwa semua sampel yaitu larutan gula, yaitu laktosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, glukosa, air beras, air jagung, dan air singkong dapat dihidrolisis oleh asam sulfat menjadi senyawa furfural atau furufural tersubstitusi karena semua sampel mempunyai satuan-satuan monosakarida dengan atom karbon sejumlah enam atom.
Warna yang terjadi merupakan kondensasi dari senyawa furfural dengan alfa naftol yang ada dalam alkohol (pereaksi Molish) menghasilkan senyawa berikut :
Alfa naftol + hidroksi metil furfural   H2SO4          senyawa kompleks cokelat.
    
Namun, pada percobaan ini, sampel karbohidrat seperti fruktosa, laktosa, sukrosa, glukosa, dan maltosa tidak membentuk cincin coklat setelah ditambahkan dengan asam sulfat. Hal ini karena larutan-larutan karbohidrat ini tidak dalam keadaan tertutup di dalam tabung reaksi sementara akan ditetesi dengan asam sulfat. Sehingga larutan dalam keadaan teroksidasi. Sedangkan sampel lain seperti air jagung, air beras dan air singkong langsung ditambahkan dengan asam sulfat pekat, tanpa menunggu atau pun dalam keadaan terbuka dalam jangka waktu yang terhitung lama.
b.    Uji Benedict
Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya gugus aldehid atau gugus keto bebas dalam sampel. Uji ini berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ pada proses reduksi cupri dalam suasana alkalis. Biasanya ditambahkan zat seperti sitrat pada larutan Benedict untuk mencegah pengendapan CuCO3 dalam larutan NaOH. Uji ini positif jika larutan terbentuk larutan yang berwarna biru kehijauan sampai merah bata (tergantung kadar gula reduksi yang tersedia).
Berdasarkan hasil pengamatan maka diperoleh bahwa semua sampel  bereaksi positif.
       O                                                           O
R – C – H  +  2Cu2+  +  2OH-                    R – C – O-  +  Cu2O +  H2O
Reaksi yang terjadi antara sampel dengan reagen benedict adalah sebagai berikut:
c.       Uji tollens
Uji tollens merupakan salah satu uji yang digunakan untuk membedakan senyawa aldehid dan senyawa keton. Dalam percobaan ini yang pertama dilakukan adalah membuat Pereaksi tollens yaitu dengan Mencampurkan 1 ml AgNO3 kemudian 2 tetes NaOH 10 % ( tetes demi tetes) sehingga menghasilkan pengoksidasi ringan yaitu larutan basa dari perak nitrat. Untuk mencegah pengendapan ion perak sebagai oksida pada suhu tinggi, maka ditambahkan beberapa tetes larutan amonia, amonia membentuk kompleks larut air dengan ion perak. Pada praktikum ini menggunakan delapan jenis sampel yang diuji apakah dia termasuk ke dalam senyawa aldehid atau senyawa keton. Sampel-sampel tersebut antara lain Larutan Glukosa, Larutan Fruktosa, Larutan Maltosa, Larutan Laktosa, Larutan Amilum, Larutan Gula, Larutan Madu, dan Larutan Susu. Pada percobaan terhadap Larutan gula, larutan maltosa, larutan fruktosa, larutan laktosa, larutan glukosa dan madu pada saat ditambahkan dengan pereaksi tollens terjadi perubahan warna larutan menjadi coklat keruh dan tebentuk endapan berwarna hitam. Kemudian dipanaskan terjadi lagi perubahan yaitu warna larutan abu-abu keruh dan terbentuknya endapan cermin perak pada dinding tabung reaksi dan endapan berwarna kehitaman, setelah larutan di dinginkan warna larutan berubah lagi menjadi bening kehijauan dan endapannya berwarna hitam. Dari pengamatan ini dapat dinyatakan bahwa keenam larutan ini merupakan senyawa aldehid, karena pada dasar tabung reaksi mengkilat yang menunjukkan adanya endapan cermin perak.Endapan cermin perak ini berasal dari Gugus aktif pada pereksi tollens yaitu Ag2O yang bila tereduksi akan menghasilkan endapan perak. Endapan perak ini akan menempel pada dinding tabung reaksi yang akan menjadi cermin perak. Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat . ion Ag+  dalam reagensia tollens direduksi  menjadi logam Ag. Uji positif ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi . reaksi dengan pereaksi tollens mampu meng ubah ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O. 
Pada percobaan terhadap larutan susu dan amilum pada saat ditambahkan pereaksi tollens terjadi perubahan warna pada susu yang awalnya berwarna putih susu berubah menjadi coklat dan terbentuk endapan abu – abu sedangkan pada amilum yang awalnya bening berubah menjadi warna putih susu dan terbentuk endapan abu –abu, kemudian pada saat dipanaskan warna larutan berubah lagi warna larutan  dan endapan hitam  sedangkan pada larutan amilum larutan menjadi bening dan endapan ungu. Pada kedua larutan ini tidak tebentuk endapan cermin perak yang terbentuk hanya endapan berwarna hitam pada susu dan ungu pada amilum. Dari pengamatan ini dapat dinyatakan bahwa kedua larutan ini termasuk kedalam senyawa keton karena tidak menghasilkan endapan cermin perak. Susu dan amilum tidak dapat membentuk cermin perak karena tidak mempunyai atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonnya. Kedua tangan gugus karbonnya sudah mengikat dua gugus alkil sehingga aseton tidak mengalami oksidasi ketika ditambah pereaksi tollens dan dipanaskan.  
d.      Uji Amylum
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan.
Lugol yodium, juga dikenal sebagai solusi Lugol, pertama  kali dibuat pada tahun 1829, merupakan solusi dari unsur iodium dan iodida kalium dalam air, yaitu setelah dokter Prancis JGA Lugol. larutan yodium Lugol sering digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan, untuk desinfeksi darurat air minum, dan sebagai reagen untuk deteksi pati di laboratorium rutin dan tes medis. Telah digunakan lebih jarang untuk mengisi kekurangan yodium Namun., Iodida kalium murni, mengandung ion iodida relatif jinak tanpa unsur iodium lebih toksik, lebih disukai untuk tujuan ini. Solusi Lugol terdiri dari 5 g yodium (I2) dan 10 g kalium iodida (KI) dicampur dengan air suling yang cukup untuk membuat larutan coklat dengan total volume 100 mL dan kadar yodium total 150 mg / mL. Kalium iodida menerjemahkan yodium SD larut dalam air melalui pembentukan triiodida (I-3) ion. Hal ini tidak boleh disamakan dengan tingtur solusi yodium, yang terdiri dari unsur iodium, dan garam iodida dilarutkan dalam air dan alkohol. solusi Lugol mengandung alkohol. Nama lain untuk solusi Lugol adalah I2KI (iodine-potassium iodide); Markodine, solusi Strong (sistemik), dan berair yodium Solusi BCP. Lugol diperoleh dari ahli kimia dan apoteker yang berlisensi untuk mempersiapkan dan mengeluarkan solusi. Indikator ini, juga disebut noda, digunakan di berbagai bidang. Solusi ini digunakan sebagai tes indikator keberadaan pati dalam senyawa organik, dengan yang bereaksi dengan memutar sebuah dark-blue/black. Dalam praktikum uji amilum digunakan lugol. Lugol digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat atau tidak. Kebutuhan pokok makanan orang Asia tenggara umumnya adalah kandungan karbohidrat yang cukup tinggi yaitu antara 70 – 80 %. Bahan makanan tersebut dapat diperoleh dari butir padi padian, umbi, akar dan sebagainya. Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai penghasil energi, di dalam hati digunakan sebagai detoksifikasi, disamping itu dapat juga membantu dalam metabolisme lemak dan protein

VI.   KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan, dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:
1.      Pada Glukosa Uji Tollens didapat tidak terjadi perubahan warna dari warna perak menjadi tetap warna perak,. pada sukrosa didapat  perubahan warna dari warna bening ada endapan  menjadi warna perak, dan pada laktosa didapat  perubahan warna dari warna abu-abu ada endapan  menjadi warna perak.
2.      Pada Glukosa Uji Benidict didapat perubahan warna dari warna biru muda menjadi coklat terjadi endapan merah bata, pada sukrosa didapat tidak ada terjadi perubajan dan pada laktosa didapat perubahan warna dari warna biru muda menjadi coklat terjadi endapan merah bata.
3.      Pada Glukosa Uji Fehling didapat perubahan warna dari warna biru tua menjadi coklat terjadi endapan merah muda, pada sukrosa didapat perubahan warna dari warna biru tua menjadi coklat terjadi endapan merah bata dan  pada laktosa didapat tidak terjadi perubahan warna.
4.      Pada Tabung I Uji Hidrolisisis sukrosa didapat perubahan warna dari warna biru muda menjadi biru muda terjadi endapan merah bata dan pada Tabung II  didapat tidak terjadi endapan.





DAFTAR PUSTAKA

Ariyadi, T. H. Anggraini. 2010. Penetapan Kadar Karbohidrat Pada Nasi Aking Yang Dikonsumsu Masyarajat Desa Singorojo Kabupaten Tegal. ISBN : 978.979.704.883.9. Prosiding Seminar Nasional UNIMUS 2010. Hal 36.
Arsyad,  M. Natsir. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Gramedia,  Jakarta.
Barus, Pina. 2011. Studi Penentuan Kandungan Karbohidrat, Protein dan Mineral dalam Air Rebusan Beras sebagai Minuman Pengganti Susu. Universitas Sumatra Utara, Medan.
Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Fessenden danFessenden. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara, Jakarta.
Girinda, Aisyah. 1986.  Biokimia . Gramedia, Jakarta.
Pine, Stanley H. dkk. 1988. Kimia Organik 2. ITB Press, Bandung.
Respati. 1990.  Pengantar Kimia Organik Jilid 1.  Aksara Baru,  Jakarta.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik Edisi 1.  Binarupa Aksara,  Jakarta.




 Baca juga Laporan Lainnya :
* Percobaan II Analisis Kualitatif Anorganik
   http://hendracharlyskunda4nt1sk1tht1wn1t4029.blogspot.com/